Sumenep, BNP2TKI (02/08) -- Kisah sukses H. Abdurrahman ini, kiranya perlu ditularkan dan bisa menjadi motivasi bagi para tenaga kerja Indonesia (TKI), khususnya TKI di
wilayah Madura yang dikenal banyak memburu Ringgit di Malaysia, dan
Riyal di Arab Saudi. Pasalnya, semasa dia memburu Ringgit di Malaysia
selama empat tahun pada awal 1990-an lalu telah membuahkan sukses
gemilang dengan mengubah jalan hidupnya menjadi pengusaha produsen tahu.
Haji Durahman, begitu sapaan akrab H. Abdurrahman, menuturkan, pada 1984
lalu dirinya seakan tertantang ketika ditawari temannya dari Desa
Lalangon, Kecamatan Manding, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur.
“Waktu itu saya ditawari alat pembuat tahu yang masih sederhana. Tetapi,
saya tidak memiliki cukup uang untuk membelinya dan sekaligus modal
untuk membuat tahu. Sejak itulah, saya merasa tertantang untuk memiliki
alat pembuat tahu tersebut,” ungkap Haji Durahman menceritakan
kenanangan pahit masa lalunya, belum lama ini.
Lantaran tidak ada uang untuk membeli alat pembuat tahu itu, Haji Durahman kemudian nekat mengadu nasib menjadi TKI ke
Malaysia pada awal 1990-an. Ia geluti dengan tekun bekerja di Malaysia
itu, guna mengumpulkan Ringgit untuk kemudian bisa membeli alat pembuat
tahu plus untuk modalnya.
“Kesuksesan usaha membuat tahu yang dijalaninya bertahun-tahun hingga
seperti sekarang ini, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun,
membutuhkan proses panjang dan pengorbanan,” kata Haji Durahman yang
kini menjadi pemilik perusahaan tahu di Desa Paberasan, Kecamatan Kota,
Kabupaten Sumenep ini.
Menurutnya, keberhasilan usahanya sekarang ini sebenarnya tidak datang
begitu saja serta berkat perjuangan dirinya sendiri semata. “Namun,
usaha yang saya jalani ini dilatar belakangi saudara-saudara yang ingin
membangun dari ketidak berdayaan, karena tidak memiliki pekerjaan,”
ujarnya.
Haji Durahman menjelaskan, dirinya sebenarnya ingin memulai usaha
membuat tahu sejak1984 lalu. Akan tetapi, karena modal kecil dan
semangat juga kecil, usahanya waktu itu hanya berjalan 2 tahunan. Ia pun
nekat pergi ke Malaysia, dan selama 4 tahunan di Malaysia lelaki asal
Desa Kalianget Timur ini ternyata bisa mengumpulkan uang untuk
menunaikan ibadah haji.
Sepulang dari ibadah Haji, Haji Durahman semakin memantapkan tekadnya
untuk memulai kembali usaha membuat tahu yang sempat ditinggalkannya
itu. “Sebenarnya, awalnya susah untuk memulai kembali usaha yang
membutuhkan tenaga dan biaya yang tidak sedikit itu. Disamping juga
harus memiliki tempat pembuangan limbah, agar tidak bau. Apalagi rumah
saya berdampingan dengan saudara dan tetangganya,” tutur Haji Durahman.
Syukurlah, sejak tahun 2004 lalu, berkat tekatnya yang kuat dan dukungan
para saudaranya yang membantu pembuatan serta sebagian di bagian
pemasarannya, maka menjadikan banyak tetangganya yang tertarik menjadi
penjual tahu produknya.
Sekarang, dari usaha pembuatan tahu itu, sedikitnya ada 10 hingga 12
orang pedagang sayur yang mengambil tahu di tempat Haji Durahman.
Disamping itu, pihaknya juga selalu menyisakan untuk pelanggan yang
biasa membeli langsung ke pabriknya untuk kebutuhan yang besar maupun
untuk konsumsi keluarga.
Yang membikin lega Haji Durahman saat ini adalah, dari usahanya ini, ia
bisa memberikan pekerjaan kepada 6 orang karyawannya yang bekerja secara
bergantian setiap hari. Setidaknya, ia mengaku bisa menciptakan tenaga
kerja dari hasil pengalaman menjadi TKI di luar negeri. “Semua sudah ada
yang mengatur, hanya manusia harus ikhtiar untuk berharap rizki dari
Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, agar diberikan kelancaran dalam berusaha,”
pungkasnya.***(Imam Bukhori)