Taiwan Tawarkan 40 Ribu Lowongan Bagi TKI

Jakarta - Negara Taiwan memiliki lowongan kerja bagi sedikitnya 40.000 orang tenaga kerja Indonesia (TKI) untuk bekerja di bidang Pabrik. Perawat panti jompo, PRT, konstruksi, sektor kelautan sebagai anak buah kapal ikan dan sektor kesehatan sebagai perawat bagi para lanjut usia.

Dirjen Pembinaan Penempatan tenaga Kerja (Binapenta) Kemenakertrans Reyna Usman, usai memberikan laporan kunjungan kerja dalam rangka Pelantikan Kepala Bidang Tenaga Kerja Taiwan di Taiwan, akhir Juli lalu kepada Menakertrans Muhaimin Iskandar di kantor Kemenakertrans, Jakarta, Senin.

"Perluasan pasar kerja di negara itu masih terbuka, karena kondisi perekonomian di Taiwan cukup bagus yang membutuhkan tenaga-tenaga kerja terampil sektor formal dan informal," ujar Reyna Usman.

Sampai akhir Juli, sebanyak 166.261 orang TKI bekerja di Taiwan seperti data di Kamar Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI).

Dari jumlah itu, sebanyak 87 persen TKI bekerja di sektor domestik dan 13 persen sisanya bekerja di sektor semiformal dan formal di bidang manufaktur, kesehatan, pelaut/anak buah kapal dan sektor konstruksi.

"Pemerintah akan memanfaatkan peluang kerja sektor formal dan informal itu dengan cara mempersiapkan calon TKI yang hendak bekerja dengan keterampilan yang memadai, sesuai dengan lowongan pekerjaan yang dibutuhkan," ujar Reyna.

Diharapkan agar peluang kerja di Taiwan itu dapat menjadi salah satu alternatif negara penempatan selain kawasan Timur Tengah, terutama Arab Saudi yang saat ini tengah dalam status moratorium.

Reyna mengatakan Kemenakertrans akan menindaklanjuti peluang kerja di Taiwan itu dengan melakukan koordinasi dengan PPTKIS dan lembaga terkait, seperti KDEI untuk mempersiapkan TKI yang akan bekerja ke negara itu.

Pemerintah akan memerhatikan kualitas calon TKI sebelum diberangkatkan ke Taiwan dan juga TKI purna penempatan melalui program motivator untuk calon TKI, sekaligus mengajarkan Bahasa Mandarin dan karakteristik keluarga Taiwan.

Bahkan untuk para TKI yang akan mengakhiri masa kontrak akan diberikan pelatihan kewirausahaan dengan mengundang narasumber yang berkompeten, dengan tujuan agar upah yang selama ini diperoleh menjadi modal usaha untuk berwirausaha di Tanah Air atau membentuk kelompok wirausaha.

Biaya Proses Kerja Ke Taiwan :
20 sd 24 juta
Biaya proses di bayar Cash/Tunai, tidak bisa dengan cara potong gaji.

Proses di Jakarta - Jawa Tengah - Jawa Timur
Informasi Lebih Lanjut Silahkan langsung Telpon Ke HP "Pak Agus"
Maaf Kami Tidak Melayani SMS
Karena Banyaknya Peminat Kami tidak Bisa membalas SMS.
HP : 081 235 491 898 (Simpati).
HP : 087 858 111 096 (XL).
 

0856 0802 8600 (IM3) 

Gaji TKI Hong Kong Naik Jadi HK$ 4.010 Per Bulan

Pemerintah Hong Kong menetapkan upah minimum atau standar gaji baru bagi pembantu rumah tangga asing, termasuk Buruh Migrant Indonesia (BMI), menjadi HK$4.010. Besaran gaji yang baru ini berlaku untuk semua kontrak yang ditandatangani pada atau setelah tanggal 1 Oktober 2013.
 
Dalam rilis resmi pemerintah Hong Kong seperti dipublikasikan situs resmi GovHK (www.gov.hk) disebutkan, pemerintah mengumumkan hari ini, Senin 30 September 2013, gaji minimum (Minimum Allowable Wage/MAW) untuk pembantu rumah tangga asing di Hong Kong dinaikkan sebesar $90 dari HK$ 3.920 menjadi HK$ 4.010 per bulan, naik sebesar 2,3 persen.

Berdasarkan Kontrak Kerja Standar untuk mempekerjakan PRT asing, para pengusaha atau majikan juga diwajibkan memberikan makan secara gratis.

Saat ini, sebagian besar pengusaha/majikan menyediakan makanan gratis untuk PRT asingnya. Namun demikian, majikan dibolehkan menggantinya dengan uang.

Jika pengusaha/majikan memilih untuk menyediakan uang makan, maka gaji PRT asing meningkat sebesar HK$ 45 dari dari minimal $875 menjadi minimal $920 per bulan, yaitu meningkat sebesar 5,1 persen.

Standar gaji baru dan ketentuan uang makan ini berlaku untuk semua kontrak yang ditandatangani pada atau setelah tanggal 1 Oktober 2013.

Kontrak kerja PRT yang ditandatangani tanggal 30 September atau sebelumnya dengan standar gaji $3920 per bulan dan uang makan minimal $875 per bulan masih akan diproses oleh Departemen Imigrasi (ImmD), asalkan aplikasi ini diharapkan dapat mencapai ImmD pada atau sebelum 28 Oktober 2013. (mel/gov.hk/ddhongkong.org).*

Para Pembantu Singapura Lulus Kursus

Para Pembantu Singapura Lulus Kursus
(visijobs-news) - Sebanyak 1784 penatalaksana rumahtangga (PLRT) berhasil menyelesaikan kursus komputer, menjahit, tatarias wajah, Universitas Terbuka, Bahasa Mandarin dan Bahasa Inggris, di Singapura. Ke-1784 PLRT tersebut menyelesaikan pendidikannya pada Program Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kerja (P3K) di Sekolah Indonesia Singapura (SIS).

"Program P3K yang dikelola oleh KBRI Singapura dirintis sejak 2009 oleh Duta Besar RI Wardana yang saat ini menjadi Wakil Menteri Luar Negeri," demikian Duta Besar RI untuk Singapura Andri Hadi. Menurut Dubes, dalam jangka panjang program ini ditujukan untuk menyiapkan PLRT purna penempatan, sehingga pada saat kembali ke tanah air mereka dapat memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh untuk memulai usaha baru.

Disebutkan bahwa program ini mendapat dukungan penuh seluruh komponen masyarakat Indonesia di Singapura, yang dibuktikan dengan adanya beberapa tenaga relawan pengajar dari kalangan mahasiswa, profesional hingga ibu rumah tangga.

Capaian terkini, salah satu program P3K adalah dalam Ujian Nasional Kesetaraan B dan C tahun ajaran 2011 dimana untuk Paket B berhasil meluluskan 37 peserta dari 41 PLRT (90%) dan Paket C berhasil meluluskan 84 peserta dari 88 PLRT (96%).

Jumlah kelulusan ini mengalami peningkatan sangat signifikan dibandingkan jumlah kelulusan tahun sebelumnya yang hanya di bawah 50 persen. Statistik total kelulusan tercatat ada 1784 PLRT sejak program ini dirintis pada 2009.

Menurut Kepala Sekretariat P3K Yaya Sutarya, program P3K dilakukan setiap hari Minggu agar tidak mengganggu kegiatan sekolah formal di SIS, dan pada umumnya para PLRT diberi ijin libur oleh majikan mereka pada akhir pekan.

Metode pengajaran yang diberikan sama dengan penyelenggaraan sekolah formal bertaraf internasional. Media pembelajaran sudah menggunakan e-learning dan kurikulum yang digunakan mengadaptasi kurikulum internasional.

"Sebagai contoh, modul yang digunakan untuk kursus Bahasa Inggris telah mengadaptasi kurikulum Cambridge," ujar Sutarya, melalui Koordinator Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya Fachry Sulaiman.

Perangkat pendukung seperti e-library dan jaringan wifi yang disediakan oleh KBRI Singapura dinilai sangat membantu para peserta didik mengakses informasi global lebih mudah.

Di samping itu, P3K juga memberikan keterampilan tambahan seperti Bahasa Mandarin, keterampilan berwirausaha, keagamaan dan konsultasi kerja.

"Kegiatan extrakurikuler olahraga, seni musik dan tari diberikan juga kepada para peserta didik sebagai bekal dalam promosi budaya Indonesia," imbuh Sutarya.

Semua kegiatan tersebut kecuali untuk pembayaran uang kuliah di Universitas Terbuka diberikan secara cuma-cuma kepada para PLRT di Singapura. Untuk kelancaran semua Kegiatan P3K ini didukung oleh 26 tenaga pengajar dari SIS dan relawan lokal.

Program P3K dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para PLRT di Singapura agar menjadi pekerja yang kompetitif dan berpandangan ke depan. Selain itu juga untuk mendukung pengetahuan keselamatan kerja sebagai pekerja asing di Singapura.

(prs/PRS/dtc)

(foto : kemlu)


Anda Ingin Bekerja di Singapura atau negara lainnya, Taiwan, Hong Kong dan Malaysia silahkan hubungi PJTKI RESMI.

Proses di Jakarta - Jawa Tengah - Jawa Timur
Informasi Lebih Lanjut Silahkan langsung Telpon Ke HP "Pak Agus"
Maaf Kami Tidak Melayani SMS
Karena Banyaknya Peminat Kami tidak Bisa membalas SMS.
HP : 081 235 491 898 (Simpati). 
HP : 087 858 111 096 (XL). 
HP : 0856 0802 8600 (IM3) 

TKI / TKW Mengikuti di Kuliah Terbuka (UT) Singapura

TKI / TKW Mengikuti di Kuliah Terbuka (UT) Singapura
TKW Mengikuti di Kuliah Terbuka (UT) Singapura
Pembantu Masuk Kelas, majikan menunggu di kantin.

Tenaga kerja Indonesia (TKI) di Singapura kini memiliki kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri melalui pendidikan. Dengan berdirinya Universitas Terbuka (UT), mereka pun bisa merasakan kuliah dan meraih gelar sarjana.


-------------------------------------------
ZULHAM MUBARAK, Singapura
-------------------------------------------

MINGGU (19/7) tepat pukul 10.00 waktu Singapura, suasana di Sekolah Indonesia-Singapura yang terletak di Siglap Road nomor 20A mulai ramai. Kantin gedung sekolah tiga lantai itu mulai padat oleh sejumlah wanita paro baya. Sebagian dari mereka menenteng laptop dan sebagian sibuk menelepon. Ada juga yang bercengkerama dan membaca buku. Samar-samar terdengar sebagian dari mereka tampak berdiskusi seputar kondisi politik Indonesia.

Dengan bahasa Indonesia bercampur logat Melayu, para wanita itu serius mengutip referensi dari halaman media-media lokal di Indonesia yang mereka akses lewat laptop. Setelah itu, mereka sibuk mendiskusikannya. Siapa mereka? Siapa sangka mereka adalah para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang memang bersiap memasuki kelas perkuliahan awal semester II setelah menikmati libur semester I di Universitas Terbuka (UT) Singapura. Para pembantu rumah tangga itu tercatat sebagai mahasiswa di UT cabang Singapura tersebut.

"KBRI memang mendorong mahasiswa yang juga TKI itu untuk memaksimalkan waktu luang dan berdiskusi seputar isu-isu politik nasional," ujar ketua pelaksana pendidikan di KBRI Singapura Fahmi Aris Innayah sembari mengantarkan wartawan berkeliling di kampus UT Singapura tersebut.

Kampus UT terletak di lahan seluas kurang lebih satu hektare. Di atas lahan itu dibangun berbagai fasilitas lengkap untuk mendukung sarana pendidikan, seperti ruang kelas, sarana olahraga, dan hall untuk menggelar pertunjukan teater dan tempat wisuda. Ada juga ruang berisi alat-alat kesenian tradisional Indonesia, seperti gamelan dan berbagai kostum adat Indonesia.

Pada hari biasa, bangunan yang dikelola KBRI itu digunakan sebagai tempat pendidikan anak-anak WNI yang tinggal di Singapura. Di sana tersedia sarana belajar dari tingkat taman kanak-kanak (TK) sampai SMA dengan kurikulum dan metode pembelajaran Indonesia. Pada Minggu, fasilitas pendidikan itu dimanfaatkan untuk lembaga pendidikan tinggi bagi TKI. Selain program kejar paket A hingga C, ada program UT.

Fahmi mengatakan, KBRI sempat pesimistis ketika kali pertama membuka program perkuliahan untuk TKI pada Maret lalu. Tenyata pada hari pertama pendaftaran, 50 formulir diambil calon mahasiswa. Pada penutupan pendaftaran sudah tercatat secara resmi 74 mahasiswa yang terbagi pada lima jurusan. Empat jurusan strata satu (S-1), yakni jurusan ilmu pemerintahan, ilmu administrasi, manajemen, dan akuntansi, serta D-3 bahasa Inggris. "Semua mahasiswanya adalah TKI," kata Fahmi.

Dia tak menyangka bahwa para TKI di Singapura ternyata juga memiliki minat meningkatkan kemampuan. Tak hanya kelas perkuliahan, KBRI juga sudah membuka layanan kejar paket B dan paket C dengan peminat mencapai 80 orang. Selain itu, TKI bisa mengikuti les komputer (kini sudah 200 orang) dan bahasa Inggris (kini pesertanya 150 orang). Tak disangka, ketika program tersebut berjalan, prestasi para TKI juga sangat bagus. Bahkan, pada ujian semester pertama kemarin hampir 70 persen indeks prestasi kumulatif (IPK) para mahasiswa UT untuk TKI rata-rata di atas tiga. "Yang tertinggi IPK 3,5 dan itu dengan kurikulum yang sama dengan universitas-universitas sejenis di Indonesia," ujar Fahmi bangga.

Sepintas, penampilan 74 mahasiswa sama sekali tidak mengesankan sebagai TKI yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Tak sedikit dari mereka yang tampil modis layaknya mahasiswa di Jakarta atau kota-kota besar di Indonesia. Untuk sampai di kampus, tak sedikit dari mereka yang diantar dengan mobil mewah milik sang majikan. Bukan diturunkan di pinggir jalan, tapi diantar hingga gerbang kampus. Bahkan, sang majikan sendiri yang mengantar mereka. Ketika TKI itu mengikuti kuliah, sang majikan menunggu di kantin. Ada pula yang datang ke kampus dengan naik taksi.

Jawa Pos sempat mengikuti salah satu kelas perkuliahan di jurusan D-3 Bahasa Inggris yang digelar di UT tersebut. Tak disangka, semua mahasiswanya adalah perempuan. Di dalam kelas mereka juga tak segan bertanya dan saling berkomunikasi dengan bahasa Inggris yang sangat fasih. Berbeda dengan warga Singapura kebanyakan yang sehari-hari menggunakan logat Singlish (Inggris Singapura), para mahasiswa di dalam kelas lebih membiasakan menggunakan logat British English. Padahal, untuk bisa menguasai logat butuh proses komunikasi dengan bahasa Inggris yang cukup intens. "Kami menyadari bahwa bahasa Inggris Singapura itu cenderung merusak keaslian bahasa Inggris. Maka, ketika kami berbicara di kampus, kami lebih suka menggunakan logat British," ujar Muzalimah Suradi, 30, tegas.

Muzalimah adalah seorang mahasiswa UT yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di Singapura lebih dari 10 tahun. Selama periode itu, dia telah berkali-kali menempuh pendidikan di berbagai lembaga pendidikan di Singapura. Sebelum mengambil jurusan D-3 Bahasa Inggris di UT, dia telah mengantongi ijazah Institute of Technical Education (ITE) untuk bidang Worker Improvement Through Secondary Education (WISE). "Saya menempuh pendidikan selama dua tahun dan sudah ada tiga sertifikat di tangan saya," tegasnya.

Wanita berjilbab itu mengaku bangga bekerja sebagai TKI. Sebab, sebagai buruh migran dia merasa berperan dalam membantu memberikan devisa bagi negara. Tak hanya itu, dia juga bisa membantu menyekolahkan dua adiknya di kota asalnya, Kediri, hingga selesai menempuh bangku perkuliahan. "Setelah mereka lulus, baru kini waktu bagi saya untuk kuliah," ujarnya, lantas tertawa.

Muzalimah mewakili rekan-rekannya mengaku cukup beruntung karena mendapat majikan yang sangat melek terhadap upaya mereka meningkatkan kualitas pendidikan. Dia sendiri, selain menjadi pembantu rumah tangga juga menjadi kontributor berita untuk salah satu media harian di Singapura, yakni sebuah media di bawah Singapore press holding. "Kesempatan berkarya membuat kami semakin terbuka untuk bisa menaikkan kualitas menjadi pekerja yang lebih profesional," jelasnya.

Wanita yang masih single itu mengatakan, problem untuk berkuliah di Singapura kebanyakan berpangkal pada ketersediaan handout. Namun, problem itu terpecahkan setelah UT membuka situs pemesanan buku secara online. "Karena kami di sini terbiasa online, jadi untuk pemesanan buku menjadi lebih mudah daripada harus pergi bolak-balik ke KBRI untuk memesan manual," katanya.

Muzalimah mengaku bahwa kontrak kerjanya di Negeri Singa akan habis pada Oktober mendatang. Setelah itu, dia mengaku akan intensif menyelesaikan studi. Dia bercita-cita bisa pulang dengan gelar diploma bahasa Inggris agar bisa memenuhi keinginan terpendamnya, yakni menjadi guru. "Paling tidak ini membanggakan karena saya juga berstatus alumnus mahasiswa Singapura," kelakar dia.

Seorang TKI lain yang ingin pulang ke Indonesia dengan membawa gelar sarjana adalah Wariati, 20. Minggu lalu dia ikut antre mengambil formulir pendaftaran masuk UT. Dia mengaku termotivasi untuk melanjutkan belajar karena tak ingin waktu luangnya di akhir pekan menjadi sia-sia.

Apalagi, biaya pendaftaran cukup terjangkau, yakni SGD 50 atau sekitar Rp 350 ribu per semester. Dengan gaji rata-rata SGD 350 per bulan, dia tak keberatan menyisihkan sebagian dari pendapatannya untuk kuliah. "Siapa sih mas yang tidak ingin pintar, apalagi mumpung ada kesempatan bekerja sambil kuliah," ujarnya.
Wanita asal Wonosobo, Jateng, itu berharap jenjang pendidikan tinggi yang ditempuhnya di Singapura ini memberikan manfaat kelak ketika dia memutuskan kembali ke Tanah Air. Dia memiliki mimpi untuk mengubah citra TKI yang selama ini dipandang miring oleh masyarakat. "Kami ini kan identik dengan pembantu. Jadi, ketika kami pulang dengan ijazah sarjana, tentu kami dapat lebih bangga," ucapnya. (nw) 


Anda Ingin Bekerja di Singapura atau negara lainnya, Taiwan, Hong Kong dan Malaysia silahkan hubungi PJTKI RESMI.

Proses di Jakarta - Jawa Tengah - Jawa Timur
Informasi Lebih Lanjut Silahkan langsung Telpon Ke HP "Pak Agus"
Maaf Kami Tidak Melayani SMS
Karena Banyaknya Peminat Kami tidak Bisa membalas SMS.
HP : 081 235 491 898 (Simpati). 
HP : 087 858 111 096 (XL). 
HP : 0856 0802 8600 (IM3) 

Pengembangan Ilmu Kewirausahaan untuk TKI Singapura

Pengembangan Ilmu Kewirausahaan untuk TKI Singapura
“Sudah capek jadi PRT? Pingin buka usaha sendiri? Tapi kalau tidak tahu langkah-langkahnya bagaimana?” Solusi yang tepat adalah pembelajaran kewirausahaan.  Program pembelajaran kewirausahaan ini  diselenggarakan oleh Devolepment Singapore. Program tersebut memang dikhusukan bagi para Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Bagiamana cara mengolah keuangan secara baik dan juga pembelajaran dini diajarkan untuk melahirkan penguasaha-pengusaha baru.

Minggu, 17 Juni 2012 bertempat di Grand Hytt. Kehadiran tamu kehormatan  Dharma Kusuma dari Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC) Jakarta disambut beberapa murid yang menghadiri seminar dan workshop “Selling Skill” untuk penambahan ilmu kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Devolepment Singapura. Acara dihadiri oleh murid-murid dari program sekolah kejar paket B dan C (Setara SMP dan SMA), juga pelajar bisnis entrepeuner level 1 dan 2.  Semangat para guru tutors juga turut menyemarakkan seminar tersebut. Namun masih ada juga bangku  kosong. Banyak terlihat murid-murid yang di luar ruangan bahkan ada yang baru datang menikmati makan di luar tanpa memperdulikan kesempatan emas dalam seminar yang diberikan oleh Dharma.

Acara  dimulai dari pukul 11 pagi sampai 12:30 siang.waktu Singapura. Antusiasme dari murid-murid yang mengikuti program entrepeuner dari kelas 1 dan 2 terlihat jelas. Karena ini adalah penambahan kunci kesuksesan yang harus dimiliki bagi jiwa entrepeuner. Acara seminar bertepatan dengan ujian yang mungkin membuat mimik muka terlihat tegang. Namun dengan gaya pencerahan yang diberikan dapat menyejukkan suasana yang memang sudah dingin oleh AC. Perbandingan-perbandingan dalam mengenali kehidupan yang sedang kita jalani dan bagaimana panca indera berfungsi.

Selain itu juga ada pelatihan bagaimana menemukan gagasan bisnis melalui pendekatan potensi diri. Dalam buku ‘’Emotional Intelligence,’’ anda harus cerdas secara emosional. Ada pengusaha yang tidak mampu menguasai tingkat emosinya dan sikap seperti ini bisa mematikan bisnisnya sendiri.

Saya secara pribadi sangat menghargai kesempatan emas ini yang tidak bisa didapatkan kapan saja. Menjadi wirausahawan adalah tantangan yang berisiko besar. Kalau mental tidak disiapkan sejak dini, pondasi bisnis akan gampang roboh.

Memasuki komunitas baru, mengidentifikasi peluang dan memanfaatkan peluang serta bertahan dan bertumbuh di bisnis. Tiga kunci utama yang telah diajarkan pada acara seminar tersebut. Serta kait-kiat menciptakan bisnis juga diberikan. Dari problem menjadi produk, problem-prospek-kemungkinan solusi-percobaan-pengembangan produk. Elemen tersebut penting untuk memasuki dunia bisnis baru.  Setelah mengikuti program entrepeuner ini , TKI diharapkan bisa membuka bisnis sendiri dan lapangan pekerjaan  bagi orang lain. Salam Entrepeuner.

Anung D’Lizta



Anda Ingin Bekerja di Singapura atau negara lainnya, Taiwan, Hong Kong dan Malaysia silahkan hubungi PJTKI RESMI.

Proses di Jakarta - Jawa Tengah - Jawa Timur
Informasi Lebih Lanjut Silahkan langsung Telpon Ke HP "Pak Agus"
Maaf Kami Tidak Melayani SMS
Karena Banyaknya Peminat Kami tidak Bisa membalas SMS.
HP : 081 235 491 898 (Simpati). 
HP : 087 858 111 096 (XL). 
HP : 0856 0802 8600 (IM3) 

Kelas Wirausaha Bagi TKI Singapura Makin Diminati TKW

Bekerja sebagai Pekerja Rumah Tangga (PRT) bukan asing lagi, tetapi PRT yang berubah menjadi seorang pengusah adalah terobosan baru bagi ratusan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Singapura. Setelah enam hari bekerja, pada hari Minggu para TKI Singapura menyempatkan waktu liburannya untuk pembelajaran wirausaha di International Singapore School (ISS). Melalui program kewirausahaan ini, para TKI dilatih agar berani bergaul dengan teman-teman baru. Berani interaksi dan berani untuk belajar.

Saat acara penyambutan murid baru di ISS pada Minggu, 8 Juli 2012 jumlah peserta TKI yang mendaftarkan diri semakin bertambah. Pekerja Rumah Tangga (PRT) bersemangat untuk mengikuti program pelatihan yang diselenggaran oleh Devolepment Grup bersama Ciputra Entrepeuner Jakarta.

Bahkan proses pembelajaran dari pukul 10.45  sampai 13.45 waktu Singapura selama kurang lebih enam bulan, sudah melahirkan TKI yang mempraktikan bakat dalam berwirausaha. Salah satunya adalah TKI yang membuat minuman soya bean lalu menawarkan kepada teman-teman sekolahnya.

Langkah awal yang dipraktikan adalah dia mencari pelanggan, bukan mencari keuntungan. Melalui langkah yang baik itu, diharapkan setelah pulang ke Indonesia dia bisa mengembangkan bakat untuk memperluas jaringan bisnisnya.

Sebagai TKI di Singapura, mereka sadar akan ‘Larangan’ melakukan bisnis atau jualan oleh Kementrian Tenaga Kerja Singapura (MOM). Karena sudah ada undang-undang yang menyatakan, ‘Pekerja Rumah Tangga dilarang melakukan pekerjaan di luar alamat majikan’. Namun, larangan itu semestinya hanya berlaku jika si pekerja rumah tangga melakukan kerja sambilan ‘Part Time’ di rumah-rumah orang lain atau menjual barang-barang seperti  MLM.

Program wirausaha tidak bisa berjalan hanya dengan mengandalkan teori saja tanpa praktik. Langkah baik, jika ‘Murid Entrepeuner yang sekaligus Pekerja Rumah Tangga’ bisa mempraktikan bakatnya seperti memasak, menjahit, dan lain-lain diizinkan membuat katering makanan untuk acara ulang tahun teman-temannya dan menjual makanan khas Indonesia atau membuat rancangan baju sendiri lalu memasarkannya di lingkungan Singapura.

Ancaman hukuman bagi TKI yang melakukan pekerjaan sambilan inilah yang membuat ruang praktik bagi PRT tidak nyaman dan leluasa.  Jika kegiatan wirausaha ketahuan oleh MOM, PRT akan dipulangkan atau dikenakan denda dan tidak bisa bekerja lagi di Singapura.

Diharapkan dalam jangka waktu lima tahun ke depan PRT Indonesia bisa membuka lapangan pekerjaan sendiri dan juga membuka pekerjaan untuk orang yang kurang beruntung. Penanaman kesadaran diri pada PRT harus semakin tinggi agar tidak lagi bergantung dari pendapatan bekerja di luar negeri sebagai PRT.

“Kerja apa saja yang penting halal.’’, Pemahaman itu harus segera diubah. Mayoritas masyarakat Singapura non-Muslim dan sebagai PRT sadar akan pekerjaannya jika majikan bukan Muslim. Maka, ‘halal’ saja belum tentu cukup, ketika hak menjalankan kewajiban agama atau beribadah belum sepenuhnya diberikan.

Langkah bijak seperti yang disampaikan mentor  Antonius Tanan adalah ‘PALUGADA’ (Pa Loe Mau, Gue Ada) ini sangat membantu pelaku wirausaha untuk berani berhadapan dengan tantangan dan berani memetakan pelanggan serta membaca peluang usaha.

Bayangkan saja jika semua PRT bisa menguasi pengetahuan wirausaha dengan baik dan mau mengembangkannya. Ketika selesai kontrak kerja dengan majikan, saat pulang ke kampung halaman, ia tidak akan bingung lagi dan bisa menerapkan usaha barunya.

Salam Sukses Wirausaha dari PRT Singapura 

Anda Ingin Bekerja di Singapura atau negara lainnya, Taiwan, Hong Kong dan Malaysia silahkan hubungi PJTKI RESMI.

Proses di Jakarta - Jawa Tengah - Jawa Timur
Informasi Lebih Lanjut Silahkan langsung Telpon Ke HP "Pak Agus"
Maaf Kami Tidak Melayani SMS
Karena Banyaknya Peminat Kami tidak Bisa membalas SMS.
HP : 081 235 491 898 (Simpati). 
HP : 087 858 111 096 (XL). 
HP : 0856 0802 8600 (IM3) 
.

*****

Anung D’Lizta

Kursus PRT di Singapura Tawarkan Masa Depan yang Lebih Cemerlang

Kursus PRT di Singapura Tawarkan Masa Depan yang Lebih Cemerlang
Jakarta, Aktual.co — Ketika berusia delapan tahun, Lisa Padua kehilangan segalanya, setelah ayahnya meninggal dunia, keadaan memaksanya untuk meninggalkan sekolah dan menjadi pembantu rumah tangga di Qatar, kemudian Singapura.

Dua puluh satu tahun kemudian, dia masih bekerja di Singapura sebagai pembantu rumah tangga (PRT), tapi sekarang memiliki tiga bisnis dan berpenghasilan cukup untuk mengirim enam keponakannya ke perguruan tinggi di Filipina.

Padua mengatakan dia berhutang pada sebuah sekolah usaha mikro bernama Aidha di Singapura atas keberhasilannya. Sekolah tersebut melatih perempuan seperti dia mengelola kekayaan dan manajemen bisnis, sehingga mereka dapat membangun masa depan yang lebih baik saat kembali ke rumah mereka di Filipina, Indonesia dan Myanmar.

"Saya seorang anak petani. Jadi, saya berkata suatu hari saya ingin memiliki peternakan sendiri, rumah sendiri dan kerbau sendiri. Karena saya tidak sekolah hingga ke perguruan tinggi, maka saya ingin keponakan saya meraih impian mereka menjadi kenyataan," ungkapnya.

Sekolah Aidha menawarkan kursus selama sembilan bulan dengan biaya 350 dolar Singapura yang mengajarkan penggunaan komputer, keterampilan komunikasi dan keuangan. Kelas yang berlangsung selama tiga jam tersebut diadakan dua minggu sekali untuk mengakomodasi perempuan yang menjadi pembantu rumah tangga, pengasuh anak dan pengasuh orang tua.

Para siswa yang berambisi mengambil modul sembilan bulan untuk lebih intens belajar yang dapat membantu memulai usaha mereka.

"Perjalanan transformasi ini memungkinkan mereka untuk mandiri secara finansial," kata Direktur Eksekutif, Aidha Veronica Gamez.

Gamez, yang memegang gelar MBA dari University of Chicago dan bekerja di Credit Suisse dan Boston Consulting Group, menggunakan pengalamannya untuk membuat modul praktis untuk dunia nyata.

Menabung untuk masa depan adalah inti dari kursus tersebut.

Games mengatakan, tantangan terbesar dalam memutus siklus kemiskinan adalah menemukan kegiatan produktif untuk menghasilkan uang untuk wanita yang berada di rumah daripada menghabiskannya untuk hal-hal yang akhirnya malah menyusahkan keluarga.

Setidaknya terdapat 211.000 pembantu rumah tangga asing bekerja di negara kecil dan kaya Singapura dengan penghasilan 300 dollar Singapura sampai 600 dollar Singapura per bulan. Hong Kong dan Taiwan juga mendapat perhatian besar dari para perempuan tersebut.

Jumlah uang yang mereka kirim ke rumah mereka jumlahnya sedang secara individual, namun secara keseluruhan pengiriman uang dari ratusan ribu perempuan yang bekerja luar negeri tersebut sangat besar, yang dibajak miliaran dolar ke perekonomian Filipina, Indonesia dan Myanmar.

Sebuah laporan Bank Dunia baru tentang remitansi menyatakan 26 miliar dollar telah mengalir ke Filipina tahun ini, di mana menyumbang hampir 10 persen dari produk domestik bruto negara itu.

Mengarahkan dana tersebut ke proyek-proyek kewirausahaan bisa memiliki efek multiplier yang lebih besar bagi negara-negara berkembang, terutama di daerah pedesaan.

Gamez mengatakan, tujuannya bukan hanya untuk memberikan keterampilan bisnis, tapi untuk mengubah perempuan menjadi "agen perubahan yang positif".

Di desa-desa seperti daerah tempat Padua dibesarkan, pertanian tandus, peternakan terlantar dan orang-orang dibiarkan tanpa pekerjaan tanpa dana tersebut. Tapi pertanian Padua dibeli menggunakan tabungan yang sekarang dikelola oleh kakaknya. Mereka mempekerjakan hingga 18 petani, menyediakan lapangan kerja dan penghasilan bagi tetangganya.

Padua juga menyewa sebuah rumah untuk keluarga dan berinvestasi dalam bisnis seorang teman yang menjual makanan beku ke toko-toko lokal.

Semangat berbagi disebarkan ke banyak perempuan yang mendaftar di Aidha. Hampir setengah dari 500 siswa tahun ini didukung oleh majikan mereka, yang membayar semua atau sebagian dari biaya kursus.

"Orang-orang lebih murah hari dari yang dipikirkan. Jika anda memiliki pekerja rumah tangga, ciptakan hal berbeda di rumah anda," terang Gamez.


Anda Ingin Bekerja di Singapura atau negara lainnya, Taiwan, Hong Kong dan Malaysia silahkan hubungi PJTKI RESMI.


Proses di Jakarta - Jawa Tengah - Jawa Timur
Informasi Lebih Lanjut Silahkan langsung Telpon Ke HP "Pak Agus"
Maaf Kami Tidak Melayani SMS
Karena Banyaknya Peminat Kami tidak Bisa membalas SMS.
HP : 081 235 491 898 (Simpati). 
HP : 087 858 111 096 (XL). 
HP : 0856 0802 8600 (IM3) 

MENTERI Tenaga Kerja dan Transmigrasi Meninjau TKW yang Kursus di Singapura

@IRNewscom| Singapura: MENTERI Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar ketika berada di Singapura meninjau program kursus yang diselenggarakan untuk pembantu rumahtangga (PRT) Indonesia, yang dilangsungkan di Sekolah Indonesia Singapura (SIS), sebagaimana diberitakan dalam portal berita Kemlu hari ini, Rabu (16/1).

Menakertrans menjelaskan kepada para peserta kursus, mulai tahun 2017 ditargetkan tidak ada lagi pekerja Indonesia di Singapura yang bekerja di sektor domestik. Karena itu, TKI yang hendak bekerja di Singapura bakal dibekali keterampilan kerja dan kemampuan bahasa yang baik sehingga nantinya TKI yang bekerja di Singapura harus berbasis pada 4 jabatan kerja yaitu pengurus rumah tangga, tukang masak, pengasuh bayi, dan perawat jompo.

"Secara bertahap kita geser TKI domestic workers di Singapura menjadi TKI formal dengan jabatan kerja yang jelas. Kita jadikan Singapura sebagai salah satu pilot project penerapan Roadmap Zero Domestic worker tahun 2017," ujar pria yang akrab disapa Cak Imin

Cak Imin juga mengunjungi shelter PLRT yang berada di KBRI Singapura dan berdialog dengan para PLRT. [edw-15]

Anda Ingin Bekerja di Singapura atau negara lainnya, Taiwan, Hong Kong dan Malaysia silahkan hubungi PJTKI RESMI.

Proses di Jakarta - Jawa Tengah - Jawa Timur
Informasi Lebih Lanjut Silahkan langsung Telpon Ke HP "Pak Agus"
Maaf Kami Tidak Melayani SMS
Karena Banyaknya Peminat Kami tidak Bisa membalas SMS.
HP : 081 235 491 898 (Simpati). 
HP : 087 858 111 096 (XL). 
HP : 0856 0802 8600 (IM3)