Tidak semua mantan tenaga kerja Indonesia (TKI) mentalnya drop ketika harus kembali ke Tanah Air, contohnya Jacky. Ia adalah mantan TKI di Taiwan yang menganggap banyaknya pandangan miring terhadap TKI tidak semuanya benar. Dibuktikannya, sepulangnya jadi TKI, Jacky merintis usaha dan sukses di kampung halamannya.
Meski pernah jadi TKI, Jacky tidak ingin dipandang sebelah mata bahkan diremehkan orang. Ia berusaha mencari peluang dan membuktikan kepada masyarakat. “Saya hanya tidak ingin dianggap sebelah mata. Saya buktikan sepulang jadi TKI di Taiwan dan merintis bisnis” papar Jacky seperti dilansir Liputan6.
Empat tahun bekerja di sebuah pabrik ban di Taiwan dengan gaji 6 juta per bulan, cukup membuatnya belajar banyak hal. Seperti yang dikisahkannya saat masih bekerja, ia tertegun melihat ibu hamil yang masih giat bekerja, padahal usia kandungannya sudah memasuki 9 bulan. Ia terinspirasi dengan ibu hamil itu, dan dari kejadian itu tekad Jacky bertambah sehingga menanamkan displin, giat bekerja, dan tidak mudah menyerah. “Semangat kerjanya tinggi di Korea, saya lihat wanita hamil 9 bulan masih kerja” ungkapnya.
Memang permulaannya tidak semudah yang diucap, pulang bawa uang lalu buka usaha. Ternyata Jacky pun pernah merasa bingung saat menentukan usaha apa yang akan ia rintis. Namun ia yakin, apapun bisnis yang dibangun dan diniati dengan tekad bulat pastinya akan berhasil. Ayah 3 anak ini semakin bersemangat karena keluarga besar sangat mendukung niatnya menjadi pengusaha material bangunan rumah.
Tahun 2000, bermodal uang yang dikumpulkan selama menjadi TKI, Jacky membuka toko material di atas tanah seluas 1.300 meter. Kian hari usahanya maju, dan saat ini sudah memiliki 8 karyawan. Disamping membuka toko material, Jacky juga memproduksi batako dan gypsum. Setiap bulannya Jacky mengaku mendapat pesanan lebih dari 1.000 batako, dimana harga per 1 batako Rp 3.500 sementara modal per 1 batako Rp 2.300.
Sukses dengan usahanya material bangunan, batako, dan gypsum, kini Jacky juga tengah mempersiapkan usaha barunya yaitu memproduksi genteng rumah atau atap. “Ke depan saya juga sudah siap memproduksi genteng. Diperkirakan modalnya 400 juta untuk beli alat cetak” paparnya.
Kesuksesan mantan TKI ini diharapkan dapat menginspirasi banyak TKI yang ingin merubah nasib dan bangkit memberdayakan masyarakat sekitar dengan membuka lapangan pekerjaan. Melihat kesuksesan Jacky sang mantan TKI, Kepala BNP2TKI merasa perlu memasukkan kisah Jacky ke dalam buku 100 orang Purna TKI sukses yang diharapkan bisa menginspirasi TKI lainnya. Kini siapa yang tak kenal Jacky si Bos Material dari Desa Jambon.
Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?57465