Ada 40.000 Lowongan TKI / TKW Kerja di Taiwan

Ada 40.000 Lowongan TKI / TKW Kerja di Taiwan
Kamar Dagang Ekonomi Indonesia di Taiwan menawarkan sedikitnya 40.000 orang TKI untuk bekerja di bidang konstruksi, sektor kelautan dan sektor kesehatan.

Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja (Binapenta) Kemenakertrans Reyna Usman menyatakan untuk penawaran kerja itu hingga kini belum terisi oleh tenaga kerja dari berbagai negara.

“Perluasan pasar kerja di Taiwan masih terbuka, karena kondisi perekonomian di Taiwan cukup bagus yang membutuhkan tenaga-tenaga kerja terampil sektor formal dan informal,” katanya, kemarin.

Selama ini, Kemenakertrans berupaya mencari peluang pasar kerja baru bagi TKI, karena ada beberapa negara dalam status moratorium (penutupan sementara) penempatan pekerja, seperti di Arab Saudi, Kuwait dan Yordania.

Tenaga kerja yang dibutuhkan di Taiwan banyak untuk sektor konstruksi sebagai tenaga bangunan, sektor kelautan sebagai anak buah kapal ikan dan sektor kesehatan sebagai caretakers (perawat lanjut usia).

Menurut Reyna, pemerintah akan memanfaatkan peluang kerja sektor formal dan informal itu dengan cara mempersiapkan calon TKI yang hendak bekerja dengan keterampilan yang memadai, sesuai dengan lowongan pekerjaan yang dibutuhkan.

Sampai akhir Juli 2011, terdata pada Kamar Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI) bahwa ada 166.261 orang TKI bekerja di Taiwan.

Selama ini, bagi TKI yang bekerja di Taiwan ada di sektor domestik ada 87% dan sisanya 13% bekerja di sektor semiformal dan formal di bidang manufaktur, kesehatan, pelaut/anak buah kapal dan sektor konstruksi.

Untuk upah minimum bagi pekerja sektor manufaktur di negara itu sekitar NT$ 19047 per bulan, bagi para pelaut/ABK sebesar NT$17.280 per bulan dan pekerja di bidang penata laksana rumah tangga NT$15.840 per bulan.

Diharapkan, lanjut Reyna, peluang kerja di Taiwan ini menjadi salah satu alternatif negara penempatan selain kawasan Timur Tengah, terutama Arab Saudi yang saat ini tengah dalam status moratorium.

Pemerintah tidak hanya memperhatikan peluang kerja di Taiwan dan kualitas calon TKI sebelum diberangkatkan ke negara itu, tapi juga TKI purna penempatan melalu program motivator untuk calon TKI, sekaligus mengajarkan bahasa Mandarin dan karakteristik keluarga Taiwan.

Semenytara itu, bagi para TKI yang akan mengakhiri masa kontrak, diberikan pelatihan kewirausahaan dengan mengundang narasumber yang berkompeten dengan tujuan agar upah yang selama ini diperoleh menjadi modal usaha untuk berwirausaha di Tanah Air atau membentuk kelompok wirausaha.
Reyna menuturkan Kemenakertrans akan menindaklanjuti peluang kerja di Taiwan itu dengan melakuka.