Jakarta, MI – Persoalan yang dihadapi TKI atau buruh migran tidak
hanya terkait dengan tempat kerja, majikan dan persoalan hukum negara
tujuan, melainkan juga kerap ditimbulkan oleh TKI itu sendiri.
Salah satu persoalan yang timbul adalah persoalan pengelolaan ekonomi
TKI. Gaji yang besar, penghasilan yang cukup dan upah yang menarik
harus dapat dikelola dengan baik agar dapat menghindarkan TKI dari
ketergantungan untuk bekerja di luar negeri setelah kepulangan ke
Indonesia.
Demikian dikatan Direktur Ekskutif Migrant Institute Adi Candra Utama
di sela-sela kesibukannya saat berada di Subang Jawa Barat.
Menurut Adi, beberapa kasus yang masuk ke Migrant Institute
menunjukkan bahwa TKI dan keluarganya tidak memiliki perencanaan yang
cukup baik terkait dengan penghasilan yang diperoleh dari bekerja di
luar negeri. Kegagalan mengelola uang cash yang dimiliki baik yang
dikirimkan ke keluarganya maupun yang dibawa sepulang dari luar negeri
banyak membuat para TKI harus kembali ke luar negeri.
“Keluarga TKI akhirnya menjadi tergantung pada pengiriman uang dan
akibatnya para TKI terjebak dalam siklus migrasi”, terang Adi.
Selain persoalan ekonomi di atas, Adi menjelaskan, bidang ketahanan
dan kesejahteraan keluarga TKI juga perlu mendapat perhatian yang
serius. Karena itu Migrant Institute mengambil inisiatif untuk
menjalankan sebuah program pengembangan kapasitas BMI dan keluarganya
dengan menciptakan model kemandirian ekonomi BMI purna khususnya BMI
perempuan sehingga diharapkan dapat menjadi role models bagi BMI
perempuan lainya sekaligus menjadikannya pemutus mata rantai kemiskinan
bagi diri dan keluarganya agar mereka tidak berniat lagi bekerja ke luar
negeri karena telah menemukan lapangan pekerjaan yang baru yaitu
melakukan kemandirian ekonomi dengan berwirausaha.
Lebih jauh Adi menambahkan, untuk kepentingan pelaksanaan program
terutama di dalam negeri di beberapa daerah kantong BMI, Migrant
Institute akan membangun kemitraan dengan salah satu organisasi BMI
purna yaitu Keluarga Alumni Migran Indonesia (KAMI). “ Hal itu bertujuan
agar dapat membangun kesepahaman antara Migrant Institute dan KAMI dan
Lembaga terkait dalam kerangka program kemandirian BMI purna,” kata Adi.
(migrantinstitute.net).*