Nuryati Salopari terlihat sumringah petang itu. Memakai kebaya warna kuning emas, dia dianugerahi piagam penghargaan Purna Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Motivator di depan Wakil Presiden Boediono. Nuryati dirasa semacam sosok TKI yang dapat merupakan motivasi untuk TKI-TKI lainnya.
Penghargaan itu diserahkan dari Menakretrans Muhaimin Iskandar di Kantor Wapres, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (20/12/2010). Selain Nuryati, terdapat pula 4 bekas TKI lainnya yang memenangkan penghargaan beserta bermacam kategori.
Cerita keberhasilan ibu 3 anak tersebut berawal saat dia menghabiskan pendidikan SMA tahun 1998. Lantaran kesulitan ekonomi, Nuryati tak dapat melanjutkan pendidikannya ke tingkat S1. Dia pun akhirnya menentukan jadi TKW di Arab Saudi.
"Alasan saya buat ke sana (Arab Saudi) ketika itu buat mendapatkan modal kuliah," kata Nuryati saat ditemui detikcom usai acara.
Nuryati mengatakan, di Arab Saudi, ia bekerja sebagai baby sitter pada satu keluarga. Beruntung, ia mendapatkan majikan yang cukup baik. Sang majikan bahkan mau mengontraknya untuk bekerja selama 10 tahun.
"Majikan saya mau langsung kontrak 10 tahun, tapi saya bilang mau kuliah untuk kepuasan batin saya. Sebab kalau sudah tua dan tidak kuliah, pasti saya akan menyesal," kisah Nur, yang belum lama melahirkan putra ketiganya ini.
Memang, kata Nur, dirinya saat itu menghadapi dilema. Ia harus menyisihkan remitannya (pendapatan) untuk membantu kehidupan orangtua dan adik-adiknya di Indonesia. Namun, tekad untuk kuliah tidak bisa ditahan-tahan lagi.
"Suatu ketika saya melihat prosesi wisuda Universitas Al Ahzar, Mesir, yang ditayangkan melalui televisi. Keinginan saya semakin kuat. Alhamdulillah akhirnya majikan saya juga mengizinkan," ungkap Nuryati.
Sepulang dari Arab Saudi, Nuryati langsung mendaftar ke univeritas tempatnya kini mengajar. Keberuntungan kembali
"Kedua, investasikan uang itu untuk pendidikan. Ilmu itu sangat berguna dan tidak akan pernah habis," tutup Nurhayati, yang juga bersuamikan seorang dosen itu. (irw/vit/suaranews)