Jakarta - Negara Taiwan memiliki lowongan kerja bagi sedikitnya 40.000
orang tenaga kerja Indonesia (TKI) untuk bekerja di bidang Pabrik. Perawat panti jompo, PRT, konstruksi,
sektor kelautan sebagai anak buah kapal ikan dan sektor kesehatan
sebagai perawat bagi para lanjut usia.
Dirjen Pembinaan
Penempatan tenaga Kerja (Binapenta) Kemenakertrans Reyna Usman, usai
memberikan laporan kunjungan kerja dalam rangka Pelantikan Kepala Bidang
Tenaga Kerja Taiwan di Taiwan, akhir Juli lalu kepada Menakertrans
Muhaimin Iskandar di kantor Kemenakertrans, Jakarta, Senin.
"Perluasan pasar kerja di negara itu masih terbuka, karena kondisi
perekonomian di Taiwan cukup bagus yang membutuhkan tenaga-tenaga kerja
terampil sektor formal dan informal," ujar Reyna Usman.
Sampai akhir Juli, sebanyak 166.261 orang TKI bekerja di Taiwan
seperti data di Kamar Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI).
Dari jumlah itu, sebanyak 87 persen TKI bekerja di sektor domestik dan
13 persen sisanya bekerja di sektor semiformal dan formal di bidang
manufaktur, kesehatan, pelaut/anak buah kapal dan sektor konstruksi.
"Pemerintah akan memanfaatkan peluang kerja sektor formal dan
informal itu dengan cara mempersiapkan calon TKI yang hendak bekerja
dengan keterampilan yang memadai, sesuai dengan lowongan pekerjaan yang
dibutuhkan," ujar Reyna.
Diharapkan agar peluang kerja di
Taiwan itu dapat menjadi salah satu alternatif negara penempatan selain
kawasan Timur Tengah, terutama Arab Saudi yang saat ini tengah dalam
status moratorium.
Reyna mengatakan Kemenakertrans akan
menindaklanjuti peluang kerja di Taiwan itu dengan melakukan koordinasi
dengan PPTKIS dan lembaga terkait, seperti KDEI untuk mempersiapkan TKI
yang akan bekerja ke negara itu.
Pemerintah akan
memerhatikan kualitas calon TKI sebelum diberangkatkan ke Taiwan dan
juga TKI purna penempatan melalui program motivator untuk calon TKI,
sekaligus mengajarkan Bahasa Mandarin dan karakteristik keluarga Taiwan.
Bahkan untuk para TKI yang akan mengakhiri masa kontrak akan
diberikan pelatihan kewirausahaan dengan mengundang narasumber yang
berkompeten, dengan tujuan agar upah yang selama ini diperoleh menjadi
modal usaha untuk berwirausaha di Tanah Air atau membentuk kelompok
wirausaha.
Biaya Proses Kerja Ke Taiwan :
20 sd 24 juta
Biaya proses di bayar Cash/Tunai, tidak bisa dengan cara potong gaji.
Proses di Jakarta - Jawa Tengah - Jawa Timur
Informasi Lebih Lanjut Silahkan langsung Telpon Ke HP "Pak Agus"
Maaf Kami Tidak Melayani SMS
Karena Banyaknya Peminat Kami tidak Bisa membalas SMS.
HP : 081 235 491 898 (Simpati).
HP : 087 858 111 096 (XL).
0856 0802 8600 (IM3)