Dua puluh satu tahun kemudian, dia masih bekerja di Singapura sebagai pembantu rumah tangga (PRT), tapi sekarang memiliki tiga bisnis dan berpenghasilan cukup untuk mengirim enam keponakannya ke perguruan tinggi di Filipina.
Padua mengatakan dia berhutang pada sebuah sekolah usaha mikro bernama Aidha di Singapura atas keberhasilannya. Sekolah tersebut melatih perempuan seperti dia mengelola kekayaan dan manajemen bisnis, sehingga mereka dapat membangun masa depan yang lebih baik saat kembali ke rumah mereka di Filipina, Indonesia dan Myanmar.
"Saya seorang anak petani. Jadi, saya berkata suatu hari saya ingin memiliki peternakan sendiri, rumah sendiri dan kerbau sendiri. Karena saya tidak sekolah hingga ke perguruan tinggi, maka saya ingin keponakan saya meraih impian mereka menjadi kenyataan," ungkapnya.
Sekolah Aidha menawarkan kursus selama sembilan bulan dengan biaya 350 dolar Singapura yang mengajarkan penggunaan komputer, keterampilan komunikasi dan keuangan. Kelas yang berlangsung selama tiga jam tersebut diadakan dua minggu sekali untuk mengakomodasi perempuan yang menjadi pembantu rumah tangga, pengasuh anak dan pengasuh orang tua.
Para siswa yang berambisi mengambil modul sembilan bulan untuk lebih intens belajar yang dapat membantu memulai usaha mereka.
"Perjalanan transformasi ini memungkinkan mereka untuk mandiri secara finansial," kata Direktur Eksekutif, Aidha Veronica Gamez.
Gamez, yang memegang gelar MBA dari University of Chicago dan bekerja di Credit Suisse dan Boston Consulting Group, menggunakan pengalamannya untuk membuat modul praktis untuk dunia nyata.
Menabung untuk masa depan adalah inti dari kursus tersebut.
Games mengatakan, tantangan terbesar dalam memutus siklus kemiskinan adalah menemukan kegiatan produktif untuk menghasilkan uang untuk wanita yang berada di rumah daripada menghabiskannya untuk hal-hal yang akhirnya malah menyusahkan keluarga.
Setidaknya terdapat 211.000 pembantu rumah tangga asing bekerja di negara kecil dan kaya Singapura dengan penghasilan 300 dollar Singapura sampai 600 dollar Singapura per bulan. Hong Kong dan Taiwan juga mendapat perhatian besar dari para perempuan tersebut.
Jumlah uang yang mereka kirim ke rumah mereka jumlahnya sedang secara individual, namun secara keseluruhan pengiriman uang dari ratusan ribu perempuan yang bekerja luar negeri tersebut sangat besar, yang dibajak miliaran dolar ke perekonomian Filipina, Indonesia dan Myanmar.
Sebuah laporan Bank Dunia baru tentang remitansi menyatakan 26 miliar dollar telah mengalir ke Filipina tahun ini, di mana menyumbang hampir 10 persen dari produk domestik bruto negara itu.
Mengarahkan dana tersebut ke proyek-proyek kewirausahaan bisa memiliki efek multiplier yang lebih besar bagi negara-negara berkembang, terutama di daerah pedesaan.
Gamez mengatakan, tujuannya bukan hanya untuk memberikan keterampilan bisnis, tapi untuk mengubah perempuan menjadi "agen perubahan yang positif".
Di desa-desa seperti daerah tempat Padua dibesarkan, pertanian tandus, peternakan terlantar dan orang-orang dibiarkan tanpa pekerjaan tanpa dana tersebut. Tapi pertanian Padua dibeli menggunakan tabungan yang sekarang dikelola oleh kakaknya. Mereka mempekerjakan hingga 18 petani, menyediakan lapangan kerja dan penghasilan bagi tetangganya.
Padua juga menyewa sebuah rumah untuk keluarga dan berinvestasi dalam bisnis seorang teman yang menjual makanan beku ke toko-toko lokal.
Semangat berbagi disebarkan ke banyak perempuan yang mendaftar di Aidha. Hampir setengah dari 500 siswa tahun ini didukung oleh majikan mereka, yang membayar semua atau sebagian dari biaya kursus.
"Orang-orang lebih murah hari dari yang dipikirkan. Jika anda memiliki pekerja rumah tangga, ciptakan hal berbeda di rumah anda," terang Gamez.
Anda Ingin Bekerja di Singapura atau negara lainnya, Taiwan, Hong Kong dan Malaysia silahkan hubungi PJTKI RESMI.
Proses di Jakarta - Jawa Tengah - Jawa Timur
Informasi Lebih Lanjut Silahkan langsung Telpon Ke HP "Pak Agus"
Maaf Kami Tidak Melayani SMS
Karena Banyaknya Peminat Kami tidak Bisa membalas SMS.
Karena Banyaknya Peminat Kami tidak Bisa membalas SMS.
HP : 081 235 491 898 (Simpati).
HP : 087 858 111 096 (XL).
HP : 0856 0802 8600 (IM3)